Suku Tunjung/Dayak Tunjung
adalah suku bangsa yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten
Kutai Barat (24,2%), Kalimantan Timur.
Suku
Tunjung mendiami daerah kecamatan :
1.
Long
Iram, Kutai Barat
2.
Tering,
Kutai Barat
3.
Linggang
Bigung, Kutai Barat
4.
Barong
Tongkok, Kutai Barat
5.
Melak,
Kutai Barat
6.
Sekolaq
Darat, Kutai Barat
7.
Muara
Pahu, Kutai Barat
8.
Kecamatan
Mook Manor Bulatn, Kutai Barat
9.
Muara
Wis, Kutai Kartanegara
-
Desa
Enggelam, Muara Wis, Kutai Kartanegara
10.
Kembang
Janggut, Kutai Kartanegara
-
Desa
Kelekat, Kembang Janggut, Kutai Kartanegara
-
Desa
Bukit Layang, Kembang Janggut, Kutai Kartanegara
-
Desa
Pulau Pinang, Kembang Janggut, Kutai Kartanegara
11.
Kenohan, Kutai Kartanegara
-
Desa
Lamin Telihan, Kenohan, Kutai Kartanegara
-
Desa
Teluk Bingkai, Kenohan, Kutai Kartanegara
-
Desa
Lamin Pulut, Kenohan, Kutai Kartanegara
Tonyoy-Benuaq merupakan nama lain dari Tunjung-Benuaq. Kedua Suku Dayak ini merasa tidak
terpisahkan baik dari segi sosial dan budaya. Namun sering pula disebutkan
secara terpisah yaitu Suku Dayak Tunjung
dan Suku Dayak Benuaq. Perbandingan hubungan suku
Tunjung dengan suku Kutai, seperti hubungan suku Baduy dengan suku Banten. Suku
Kutai dan suku Banten merupakan suku yang hampir seluruhnya memeluk Islam,
sedangkan suku Tunjung dan suku Baduy merupakan suku yang teguh mempertahankan
religi sukunya.
1. Sejarah Dan Asal – Usul Nama Dayak Tunjung
Tidak ada data
tertulis tentang asal usul Suku Dayak Tunjung ini. Kita dapat mengetahui asal
usul mereka hanya dari cerita-cerita rakyat dari orang-orang tua yang didapat
secara turun temurun.
Konon menurut cerita
Suku Dayak Tunjung ini berasal dari dewa-dewa yang menjelma menjadi manusia
untuk memperbaiki dunia yang sudah rusak yang terkenal dengan sebutan “Jaruk’ng
Tempuq”. Jaruk’ng adalah nama dewa yang menjadi manusia dan Nempuuq atau
Tempuuq berarti terbang. Nama suku Dayak Tunjung ini menurut mereka adalah
Tonyooi Risitn Tunjung Bangkaas Malikng Panguruu Ulak Alas yang artinya Suku
Tunjung adalah paahlawan yang berfungsi sebagai dewa pelindung.
Nama asli suku
Tunjung ini adalah Tonyooi. Sedangkan kata Tunjung sendiri dalam bahasa dayak
Tunjung adalah “Mudik” atau menuju arah hulu sungai. Ceritanya demikian. Pada
suatu hari Seorang Tonyooi Mudik dan bertemu dengan orang Haloq (Sebutan Suku
Dayak kepada seseorang yang meninggalkan adat dayak) kemudian Haloq tersebut
bertanya pada Tonyooi ingin pergi kemna, kemudian si Tonyooi Menjawab
“Tuncuuk’ng”, maksudnya mudik. Orang Haloq lalu terbiasa melihat orang yang
seperti ditanyainya tadi disebut “Tunjung” dan hingga sekarang namanya tersebut
masih dipergunakan.
2.
Paguyuban
Dewasa ini terdapat paguyuban/ormas untuk menyatukan kedua
sub-etnis ini yaitu Sempekat Tonyoi Benuaq. STB juga
merupakan anggota Persekutuan
Dayak Kalimantan Timur (PDKT).
STA (Sempekat Tonyoi ASA), gabungan sepuluh kampung dengan
nama akhir asa seperti :
o Balok Asa
o Juhan Asa
o Juaq Asa
o Ngenyan Asa
o Muara Asa
o Pepas AsA
o Asa
o Ombau Asa
o Geleo Asa
o Gemuhan Asa.
3.
Dialek
Walaupun Dayak Tunjung merupakan sebuah sub dari Dayak, namun di dalam
Dayak Tunjung itu sendiri terdapat perbedaan logat bahasa dan wujud kebudayaan,
tetapi tidak begitu mendasar. Akibat penyebaran ini sehingga terjadi berbagai
macam jenis yaitu:
-
Tunjung Bubut, mereka mendiami daerah
Asa, Juhan Asa, baloq Asa, Pepas Asa, Juaq Asa, Muara Asa, Ongko Asa, Ombau
Asa, Ngenyan Asa, Gemuhan Asa, Kelumpang dan sekitarnya
-
Tunjung Asli, Mendiami daerah Geleo
(baru dan Lama)
-
Tunjung Bahau, Mendiami Barong
Tongkok, Sekolaq Darat, Sekolaq Muliaq, Sekolaq Oday, Sekolaq Joleq dan
sekitarnya.
-
Tunjung Hilir, mendiami wilayah Empas,
Empakuq, Bunyut, Kuangan dan sekitarnya.
-
Tunjung Lonokng, mendiami daerah seberang
Mahakam yaitu Gemuruh, Sekong Rotoq, Sakaq Tada, Gadur dan sekitarnya.
-
Tunjung Linggang, mendiami didaerah
dataran Linggang seperti Linggang Bigung, Linggang Melapeh, Linggang Amer,
Linggang Mapan, Linggang Kebut, Linggang Marimun, Muara Leban, Muara Mujan,
Tering, Jelemuq, lakan bilem, into lingau, muara batuq dan wilayah sekitarnya.
-
Tunjung Berambai, mendiami Wilayah
hilir sungai Mahakam seperti Muara Pahu, Abit, Selais, Muara Jawaq, Kota
Bangun, Enggelam, Lamin Telihan, Kemabgn janggut, Kelkat, dan Pulau Pinang.
4.
Sistem
Kekerabatan
Prinsif kekerabatan yang dianut oleh suku dayak tunjung ialah prinsif
bilateral, yang menghitung system kekerabatan dari pihak pria maupun wanita.
Setiap individu termasuk dalam kekerabatan ayah dan ibunya, anak-anaknya
mempunya hak dan kewajiban yang sama terhadap keluarga pihak ibu maupun ayah.
Kelompok kekerabatan suku dayak tunjung terikat oleh hubungan kekerabatan
yang disebut Purus.. purus dihitung berdasarkan hubungan darah dan hubungan
yang timbul melalui perkawinan. Kelompok kekerabatn yang diperhitungkan melalui
purus disebut batak. Individu yang masih mempunyai hubungan kekerabatan dala
suatu kelompok disebut sebatak (batak tai) dan yang bukan disebut batak ulunt.
Perkembangan desa yang berasal dari sebuah rumah panjang (Luu) masih
tetap mengikat penduduk menjadi suatu komunitas desa. Pada masyrakat dayak
Tunjung juga terdapat pelapisan social yang dibedakan dengan tajam sekali
ketika susunan pemerintahan desa adat (jaman lamin kuno) masih berlaku.
Hilangmya pelapisan social adalah pengaruh masuknya pemerintah belanda kedaerah
tempat orang-orang dayak bermukim. System perbudakan yang ada dihapuskan
bersamaan dengan pelarangan potong kepala (mengayau) yang dalam bahasa tunjung
disebut balaaq.
susunan pelapisan
social masyarakat tunjung pada zaman dulu adalah:
-
Hajiiq (Golongan Bangsawan), mereka
terdiri dari raja beserta keturunannya, pemengkawaaq (pengawal raja) dan mantik
tatau ( bawahan pemengkawaaq yang berhubungan langsung dengan rakyat) dengan
semua keturunanya.
-
Merentikaq merentawi disingkat
merentikaq (golongan merdeka atau golongan biasa) mereka tidak termasuk
golongan hajiq ataugolongan hamba sahaya. Golongan merentikaaq ini mempunyai
hak untuk menarikan Tarian Calant caruuq, karena mereka keturunan asli dari
Sengkereaq.
-
Ripatn (hamba sahaya), golongan ini
mengabdikan diri pada Golongan hajiiq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar